Dokrin Suku Bangsa

Sungguh miris memang, pada zaman sekarang masih banyak yang mengklaim sifat seseorang  berdasarkan adat dan suku bangsanya. Mereka masih memilih-milih untuk berteman atau  bersahabat, mmm… apalagi buat pasangan hidup lebih sensitive lagi kayaknya.

Banyak hal yang saya dengar ketika masuk dan menginjakan  kaki pada pulau yang berbeda adat tradisinya. Langsung gamblang saja saya ungkap bahwa ketika saya sudah berjabat tangan dengan seseorang dan mengenalkan daerah asal saya, mmm wajah mereka terlihat  memelas.. “mmm…. orang Padang pintar atuch masak rendang “…kemudian dia berbicara sesama mereka dengan  nada pelan. “ Orang padang mah pelit…. Oke lah lau pintar masak rendang mah…boleh diterima, tapi pernyataan pelit…oooww..???. Saya tidak marah, hanya sedikit senyum sambil berterimakasih. Dalam benak saya terus bertanya-tanya…what is the meaning?.

Kemudian saya tertarik mengumpulkan beberapa nara sumber yang berasal dari Jawa, Sunda, Ambon dan Padang sendiri. Saya mengajukan pertanyaan secara berkesinambungan. “ Bagaimanakah karakteristik orang minang dimata mereka?.

Orang sunda menjawab..” orang Minang pelit, ceweknya banyak ngatur dan sok berkuasa”. Orang Jawa dan Jakarta sependapat bahwa orang minang itu pelit, perempuannya keras, lau ga keluarganya yang keras, suka ngatur-ngatur. Laki-lakinya kasar (temperamen) dan suka menjadikan perempuan dirumah saja kaya pembantu mereka ga mau membantu pekerjaan dirumah sedikitpun. Sekitar 90% menjawab hampir sama paling satu-satu yang tidak “suami gue ga kayak begituh”.

Terus disisi lain kedengaran mengatakan orang sunda itu ceweknya malas, ga mau kerja dan sebagainya lah…belum lagi orang jawa…wauu banyaklah kejelekan seseorang berdasarkan adat istiadatnya.

Satu  pelajaran yang dapat dipetik disini bahwa pada intinya tidak ada satu ajaran atau adat istiadat pun yang mengajarkan keburukan kepada anak cucu mereka kecuali  cucu syaithanirrajim.sifat buruk pemarah, malas, pelit, kasar itu bukanlah sifat karena keturunan adat melainkan sifat syetan yang tercela walaupun ada pepatah air hujan jatuhnya kepelembahan juga.  Jadi sungguh miris kita apabila mendokrin kebiasaan buruk seseorang karena keturunan adat mereka. Bukankah perbedaan itu indah dan Allah sengaja menjadikan kita berbeda-beda agar kita satu. Sebagaimana firmannya berikut.

al Hujurat : 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌالحجرات.

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

 Maka sungguh indah perbedaan. Jika seseorang berbuat jelek tidak semuanya begitu. Don’t judge the people from the cover. Semoga kita semua terhindar dari sifat-sifat syaithan dan menghindari prasangka negatif ke orang lain yang tentu sifatnya tidak semuanya sama.